Kamis, 06 September 2018

Jalan Milik Bersama

sewa mobil surabaya - Jalan adalah milik bersama. Kecuali yang dibangun pada lahan pribadi semacam lahan rakyat atau lahan milik instansi swasta. Namun secara tanggungjawab, perbaikan jalan ini menjadi kewenangan pemerintah secara berjenjang. Misalnya, jalan desa diperbaiki oleh desa/kelurahan; begitupun jalan kabupaten, jalan provinsi hingga jalan nasional.
Jadi seharusnya jalan ini bukan milik perseorangan sehingga tak bisa diklaim sebagai milik pribadi meskipun berada di depan rumah sendiri (jika rumah tadi terletak di tepi jalan).

Di ibukota negara, Trans Jakarta termasuk salah satu moda yang mempunyai jalurnya sendiri (yang disebut busway) namun malah disalahgunakan oleh pengendara lainnya. Sumber: commons.wikimedia.org/Maximilian Dörrbecker 

Tetapi dewasa ini, kepentingan publik yang lebih luas pun mesti dikorbankan dengan pengadaan tenda-tenda untuk acara pribadi semacam khitanan atau pernikahan, seperti yang viral di media sosial semacam ini: http://aripitstop.com/2018/09/05/viral-foto-hajatan-sampai-blokir-jalan-raya/. Yang seperti ini pun marak ditemui oleh Sewa Rental Mobil Avanza di Surabaya, karena banyak hunian pun mepet (berhimpitan) pada pinggir jalan tanpa adanya pelataran semacam rumah di desa-desa pada zaman dulu.
Tak hanya tenda hajatan, pengendara egois pun cukup banyak. Dari yang berkelompok macam touring dan mengganggu banyak kepentingan lainnya (termasuk distribusi pangan dan lain-lain) hingga yang individual semacam ini: https://bit.ly/2O4a1JN; mungkin cukup menyesakkan dan membuat miris pengguna jalan lain. Apakah manfaat touring bagi gerombolan pengendara tersebut yang membuat mereka harus didahulukan ketimbang kepentingan publik lain yang lebih luas? Mungkin hanya sekali-dua kali Rental Sewa Pickup Grand Max di Surabaya bertemu dengan yang demikian ini.

Namun kita tinggalkan saja beberapa permasalahan terkait kepentingan publik ini dan beralih memandang hal lain. Saat ini pembangunan jalan di berbagai daerah Indonesia dikebut. Hingga tulisan ini dimuat ada tol trans jawa yang sebagiannya masih dalam tahap 'fungsional' (pada musim mudik lebaran 2018) yang kemudian dilanjutkan pengerjaannya sehingga ditargetkan bisa selesai/tersambung semuanya pada tahun 2019: https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4079025/jokowi-targetkan-merak-banyuwangi-terhubung-tol-2019.
Jadi tamu konsumen Sewa Rental Mobil Livina di Surabaya bisa bertolak dari Surabaya ke Banyuwangi lebih cepat. Meski pilihannya pun tetap tergantung tamu tersebut sendiri ingin lewat jalan biasa atau lewat tol. Mencermati kebutuhan sendiri pun menjadi keharusan disebabkan kemungkinan adanya pemandangan menarik di sepanjang jalan kota disamping kebutuhan kecepatan yang diinginkan jika melewati tol. Jika melewati jalan biasa, risikonya akan macet meskipun jalan tol juga berpotensi macet, khususnya pada pintu keluar atau bila ada kejadian kecelakaan truk yang melintang jalan.

Sementara di luar jawa, jalan penghubung pun juga salah satu prioritas pembangunan saat ini: https://www.merdeka.com/peristiwa/naik-trail-jokowi-jajal-beratnya-medan-pembangunan-trans-papua.html serta https://www.facebook.com/Jokowi/videos/712891148899737/. Hal ini cukup menggembirakan terkait mobilitas manusia. Orang papua yang berniat berkunjung ke Jawa semakin mudah, begitu pula sebaliknya. Dan Rental Sewa Mobil Innova Reborn di Surabaya melihat hal ini berlaku antar-daerah di seluruh Indonesia. Kemudahan akses tadi berimbas pada banyak hal; misalnya kegiatan pariwisata dan turisme yang terbantu adanya pembangunan tadipun menjadi salah satu yang sanggup mendongkrak potensi dan perekonomian masyarakat. Misalnya dengan berjualan suvenir, makanan dan lain sebagainya. Pembangunan infrastruktur pun dapat menarik minat masyarakat untuk berjualan dan membuka gerai karena imbas mobilitas manusia yang berpotensi menjadi calon pembeli. Sewa Rental Honda Mobilio di Surabaya pun banyak mengantar para pelaku bisnis dari daerah Indonesia Timur untuk mencari barang di Surabaya dan daerah lain di Jawa Timur.

Kerusakan jalan akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sebuah daerah. Rental Sewa Mobil Per-12 Jam di Surabaya mendapatkan beberapa sharing dari grup otomotif pada media sosial tentang kondisi jalan di Kalimantan sebelum mendapat 'giliran' pembangunan trans kalimantan. Memang rusak parah dan biaya distribusi dari pun meningkat karena ongkos pengantaran lewat truk ke kota saja mencapai satu jutaan per pemberangkatan. Sedangkan setelah mendapat pembenahan perbaikan jalan ongkosnya hanya 1/5 dari besaran ongkos tadi. Miris bukan?
Namun banyaknya penggiat transportasi yang tidak mematuhi aturan bobot maksimal batas kelas jalan membuat jalanan tadi mudah rusak. Akibatnya pun harus ditanggung bersama dimana pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Sebuah jalan dari batu di jerman. Sumber: commons.wikimedia.org/Doris Antony
Secara umum, Sewa Rental Mobil Perhari di Surabaya merasakan pembangunan jalan di daerah Jawa Timur cukup bagus; meski masih ada kekurangannya di beberapa titik. Dan menurut kami mungkin hal-hal tersebut akan dibenahi secara berkesinambungan ke depannya. Mereka yang berada di luar daerah mungkin akan sangat terbantu jika mengadakan perjalanan di Jawa Timur disebabkan tak menguras waktu sebagai imbas jalanan yang mulus. Kondisinya akan begitu juga jika seandainya warga Jawa Timur mengadakan kunjungan wisata atau bisnis ke luar daerah.

Di sisi lain, moda transportasi umum selayaknya bisa lebih dibenahi sehingga masyarakat tidak cenderung memilih untuk membeli mobil pribadi. Sementara biaya Rental Sewa Mobil Plus Sopir di Surabaya sendiri cukup murah tanpa Anda sibuk memikirkan teknis perawatan dan kebutuhan suku cadang, sesuatu yang dipusingkan mereka yang kurang mengerti hal-hal teknis. Bila dihitung per tahunnya, jalanan akan semakin penuh dan berpotensi macet disebabkan populasi mobil di jalan: https://www.otosia.com/berita/simak-mengerikannya-jumlah-produksi-mobil-dunia-setiap-menitnya.html. Jadi suatu saat pun tamu konsumen Sewa Rental Mobil Murah di Surabaya mungkin akan lebih memprioritaskan lewat jalan tol ketimbang jalan umum. Dan ini kemudian menjadi kewajaran (atau dianggap wajar) disebabkan kondisi jalanan kota/desa yang semakin padat.

Gerobak/rombong penjual makanan seperti ini lazim ditemui di banyak jalanan di Indonesia.
Sumber: Jonathan McIntosh